www.pasangaluminiumkaca.com yang menjual produk kaca kali ini mengupas sejarah asal usul kaca, Sejarah asal usul kaca menurut Mr Abon Pornado, ST adalah timbul secara alamiah dimuka bumi yang sudah ada sebelum penciptaan manusia pertama. Kaca terbuat secara alami melalui perpaduan unsur kimia yang ada dibumi yang sudah ada jutaan tahun lalu. Karakteristik kaca yang kilap, berwarna, tajam sangat menarik padangan manusia untuk memiliki “barang bagus” tersebut. Sehingga kaca non alami diproduksi oleh manusia dengan cara tradisional hingga produksi dipabrik dengan teknologi maju untuk berbagai kegunaan sampai saat ini.

Sebelum pembuatan kaca di temukan oleh manusia, kaca alami sudah sering digunakan. Bukti-bukti  arkeologi menunjukkan bahwa manusia Zaman Batu (± 9.000 tahun lalu) telah menggunakan kaca alami untuk membuat alat seperti ujung tombak atau alat pemotong. Kaca alami tersebut terbentuk ketika peristiwa alam yang melibatkan suhu tinggi terjadi, misalnya aktivitas vulkanik, sambaran petir, hingga meteorit. Peristiwa tersebut menyebabkan jenis batuan tertentu meleleh, melebur, dan mendingin dengan cepat.

 

Ribuan tahun kemudian, konon, masyarakat Siria yang hidup pada tahun 5.000 Sebelum Masehi (SM) disebut sebagai orang pertama yang membuat kaca. Hal ini diungkapkan oleh sejarawan Romawi Kuno, Pliny. Meski begitu, bukti arkeologi mengungkap hal berbeda. Artefak kaca tertua diperkirakan dibuat oleh masyarakat Mesopotamia Timur sekitar tahun 3.500 SM.

Seribu tahun kemudian, masyarakat Mesir juga mulai membuat kaca. Pada masa tersebut, kaca dibuat untuk digunakan dalam perhiasan, patung hewan, dan mosaik. Beratus tahun setelahnya, industri kaca meningkat pesat. Bahkan, antara tahun 700 SM dan 500 SM, Mesir, Siria, dan negara lain di sepanjang pantai timur Laut Tengah menjadi pusat manufaktur kaca.

 

 

Fragmen vas kaca tertua ditemukan di Mesopotamia pada abad ke-16 SM dan mewakili bukti asal-usul industri kaca berlubang. Selain Mesopotamia, produksi kaca berongga juga berkembang pada waktu yang sama di Mesir, di Mycenae (Yunani), Cina dan Tyrol Utara. Pembuatan kaca manual pertama dari perpustakaan raja Asyur Ashurbanipal (669-626 SM) berasal dari sekitar tahun 650 SM.

Pembuatan Kaca

Awalnya pembuatan kaca lambat dan mahal. Sebab kaca merupakan barang mewah dan hanya sedikit orang yang mampu membelinya.

Penemuan teknik baru `meniup kaca` sekitar akhir abad ke-1 dan merupakan peristiwa revolusioner dalam sejarah pembuatan kaca. Penemuan ini dikaitkan dengan pengrajin Suriah.Teknik meniup kaca atau glassbowling membuat produksi kaca lebih mudah, lebih cepat dan lebih murah Selain itu membuat kaca tersedia bagi warga biasa. Alat dan teknik meniup kaca telah berubah sedikit demi sedikit selama berabad-abad.

Produksi kaca berkembang di Kekaisaran Romawi dan menyebar dari Italia ke semua negara di bawah kekuasaannya. Pada 1000 M, kota Alexandria di Mesir adalah pusat pembuatan kaca yang paling penting. Di seluruh Eropa, seni membuat kaca patri pada gereja dan katedral di seluruh benua mencapai puncaknya.

Pada tahun 1291, peralatan untuk pembuatan gelas dipindahkan ke pulau Venesia Murano di mana `cristallo` (kaca tidak berwarna) ditemukan oleh Angelo Barovier.

Di Jerman dan negara-negara Eropa utara lainnya pembuatan kaca menjadi penting pada akhir 1400-an dan awal 1500-an dan selama 1500-an itu menjadi penting di Inggris.

George Ravenscroft (1618-1681), pembuat kaca Inggris, menciptakan kaca timah pada tahun 1674 yang merupakan terobosan besar dalam sejarah kaca.

Teknologi mekanis untuk produksi massal dimulai pada tahap terakhir Revolusi Industri dengan penemuan Michael Owens tentang mesin peniup botol otomatis pada tahun 1903 yang dapat menghasilkan 2500 botol per jam.

Pada akhir 1850-an, Sir Alastair Pilkington memperkenalkan metode produksi kaca apung dimana 90% kaca lembaran masih diproduksi sampai sekarang. Setelah 1890, pengembangan, pembuatan, dan penggunaan kaca meningkat pesat.

 

Kaca telah berevolusi melalui kemajuan teknologi dan evolusi teknologi secara alami terus berlanjut. Sejarah asal usul Kaca telah maju, Pabrik kaca modern mampu membuat jutaan wadah kaca sehari dalam berbagai warna dan telah dikembangkan untuk produksi terus menerus yang tepat untuk tabung kaca, wadah, umbi dan sejumlah produk lainnya.

Teknik Pembuatan Kaca

Produksi kaca modern dibuat dengan beberapa teknik :

  1. Wadah kaca / Glass Bowl Method. Di mana gelas dibuat dengan hati-hati dalam tiga tahap berbeda (peleburan bahan baku, menuangkan atau meniup kaca dalam cetakan wadah dan pendinginan dengan sentuhan akhir untuk kualitas)
  2. Proses kaca apung / Floating Glass Process, Di mana kaca diletakkan di atas permukaan logam cair. Proses ini digunakan untuk membuat kaca datar.
  3. Manual Glass Blowing, Digunakan sebagian besar untuk membuat benda seni dan wadah kaca khusus. Setelah pembuatan, setiap produk kaca dapat diperlakukan dengan cara pelapisan, perlakuan panas, ukiran atau semacam dekorasi.

Bahan Baku Kaca

Kaca berasal dari bahan yang bersifat cair namun memiliki kepadatan tinggi, dan struktur amorf. Atom-atom di dalamnya tidak membentuk suatu jalinan yang beraturan, seperti kristal, atau biasa disebut gelas. Kaca kebanyakan dibuat dari silika (SiO2), campuran batu pasir dengan fluks yang menghasilkan kekentalan dan titik leleh yang tidak terlalu tinggi, untuk kemudian dicampur lagi dengan bahan stabilisator supaya kuat.

Berikut adalah komponen dasar dari kaca modern:

  • Silika Murni (SiO2, kuarsa leburan) mewakili 70-74% berat kaca modern.

Pada zaman kuno, pekerja kaca menyiapkan resep dengan lebih dari 90% silika murni. Tetapi karena zat ini memiliki titik leleh sekitar 2.000 derajat celcius (3.600 ° F) ahli kimia menemukan cara untuk menurunkan suhu itu dengan memasukkan berbagai aditif ke dalam campuran, terutama natrium karbonat.

Salah satu fitur yang paling menarik dari kaca silika murni adalah kemampuannya untuk memblokir radiasi UV, yang tidak dapat dilakukan oleh kaca silika modern 70-72%. Kaca silika yang dileburkan atau kuarsa yang melebur sendiri, dan 99,9% silika mempunyai titik leleh sebesar 1.580 °C, koefisien muai yang rendah, tembus radiasi ultraungu dan inframerah telah menggenapi sejarah asal usul kaca moderen zaman now

  • Sodium karbonat (Na2CO3) merupakan bahan penting dari kaca modern yang menambahkan fitur positif dan negatif. Ini berhasil menurunkan titik leleh silika menjadi lebih mudah dikelola 1200 ° C tetapi juga membuat kaca larut air. Untuk mencegah kaca larut dalam air dan meningkatkan struktur kimianya, ditambahkan kapur (kalsium oksida, CaO), magnesium oksida (MgO) dan aluminium oksida (Al2O3).
  • Kaca yang diperkaya dengan jeruk nipis mewakili lebih dari 90% gelas yang digunakan saat ini.
  • Oksida Timbal, Barium dan Lantanum Oksida ditambahkan untuk dapat meningkatkan indeks bias kaca. Membuatnya lebih cocok untuk keperluan Kaca optik (kacamata dan lensa).
  • Torium Oksida memiliki peran yang sama di masa lalu, tetapi dihapus dari pembuatan karena efek radiasi radio aktif.
  • Natrium sulfat, natrium klorida, atau antimon oksida dapat ditambahkan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara dalam campuran kaca.
  • Besi / ferrum dapat memperkuat kemampuan kaca untuk menyerap energi dan panas inframerah. Kaca yang dibuat seperti itu saat ini paling umum ditemukan di proyektor film.
  • Cerium (IV) oxide senyawa yang bisa untuk menyerap radiasi sinar Ultra Violet.
  • Kaca borosilikat. Kaca ini terbuat dari silika, boron oksida (B2O3), alumina dan soda yang mempunyai titik leleh yang tinggi dan tidak mudah pecah jika dipanaskan, karena koefisien muainya amat kecil. Boron oksida adalah salah satu bahan utama dalam apa yang disebut gelas Pyrex. Kemampuannya untuk memperkuat struktur kaca dan melindunginya dari ekspansi termal, retak, dan kejut termal membuatnya sempurna untuk produksi banyak peralatan dapur, komponen optik, botol reagen dan kebutuhan alat laboratorium.
  • Kaca jendela, lampu, dan botol, tergolong sebagai kaca sodalime yang terbuat dari silika (SiO2), fluks soda, (Na2O) dan stabilisator lime atau tanah liat kapur (CaO) dengan magnesia (MgO) yang sedikit dicampur dengan alumina (Al2O2)
  • Warna hijau pada kaca berfungsi untuk menunjukkan adanya ionfero. Warna ini dapat dihilangkan dengan menambahkan natrium nitrat atau mangan dioksida pada tahap pembuatan. Untuk membuat kaca berwarna biru kita dapat menggunakan kobalt oksida, ungu dengan mangan oksida, juga merah emas atau selen, kuning dengan uranium oksida atau petak, cokelat dengan ionfero, hitam dengan iridium oksida atau campuran unsur oksida lain (kobalt, besi nikel dan mangan).
  • Kaca susu diciptakan dari salah satu atau hasil campuran dari kalsium fluorida, arsen trioksida, aluminium oksida, seng oksida, dan kalsium fosfat.

Pemakaian kaca di kehidupan sehari-hari

Sejarah asal usul kaca dan pembuatan kaca moderen sekarang menjadi sendi kehidupan manusia, kaca digunakan berbagai manfaat dalam kehidupan sehari hari. Baik untuk interior atau exterior yang berguna untuk estetika dan berbagai kegunaan lainnya. di antara nya :

Kacamata

alat optik yang dikenakan pada area depan mata, berfungsi sebagai lensa dan membantu perbaikan pada kelainan-kelainan refraksi mata. Kelainan tersebut terjadi karena daya pembiasan mata yang kurang, dengan bola mata yang lebih pendek, atau pembiasan mata yang terlalu kuat, dengan bola mata yang lebih panjang.

kaca mata

Kacamata dapat dibedakan dari beberapa jenisnya, yaitu kacamata dengan lensa cembung (positif) untuk penderita rabun dekat (hipermetropi), kacamata dengan lensa cekung (negatif) untuk penderita rabun jauh (miopia). Pengguna kacamata yang berusia di atas 10 tahun, memerlukan kacamata bifokus. Kacamata bifokus ialah kacamata berlensa ganda, dengan lensa atas untuk melihat jauh, dan lensa bawah untuk melihat dekat.

Peralatan optik

Kaca secara meluas banyak dipakai karena komposisinya yang bersifat transparan dan dapat ditembus cahaya. Sifat dari polikristalin, secara bertentangan, tidak memiliki kemampuan untuk menghantarkan cahaya.

Kristal, dalam bentuk yang terpisah mungkin transparan, tetapi butiran-butiran pembatas dari kristal tersebut mampu merefleksikan atau memancarkan cahaya dan menghasilkan refleksi yang menyebar.

kaca flat

Kaca tidak mengandung bagian internal yang berasosiasi dengan butiran pembatas pada polikristal dan tidak mampu memancarkan cahaya sebagaimana polikristalin.

Permukaan kaca sering kali lembut, karena semenjak tahap pembentukannya, molekul dari cairan yang didinginkan tidak dipaksa untuk membuang kristal dengan kondisi geometris yang kasar dan dapat mengikuti tekanan permukaan, sehingga secara mikroskopis menjadi lembut.

Bahan-bahan tersebut yang membuat kebeningan kaca dapat bertahan meskipun beberapa bagian dari kaca dapat menyerap cahaya.

Partisi kaca

Pemasangan kaca juga dipakai untuk bangunan dalam kehidupan sehari-hari. Sifat kaca yang transparan dan tembus cahaya sangat penting sebagai sirkulasi sinar matahari, serta memperluas pandangan terhadap area luar bagi orang di dalam bangunan.

Contoh penggunaan kaca untuk bangunan, antara lain dapat berupa partisi yang digunakan sebagai pembagi atau penyekat sebuah ruangan.

partisi ruangan

Pemakaian kaca untuk penyekat ruangan memiliki banyak manfaat bagi sebuah bangunan. Beberapa manfaat partisi kaca adalah tidak membebani struktur, lebih hemat biaya dibandingkan dengan pembuatan tembok, mudah untuk dibongkar-pasang secara berulang menyesuaikan kebutuhan, dan banyak lainnya.

Pintu Kaca

Kaca yang transparan juga digunakan sebagai salah satu bagian dari bangunan untuk memajangkan isi di dalam ruangan. Banyak bangunan perkantoran dan mall menggunakan pintu kaca yang memiliki bukaan seperti pintu kayu, yaitu bukaan dengan model swing (diayun) atau sliding (digeser). Bahkan, pintu kamar mandi pun sudah banyak yang menggunakan material kaca.

Kaca kamar mandi
Pintu WC

Kanopi Kaca

Kanopi kaca dimanfaatkan agar sirkulasi sinar matahari cukup untuk sebuah ruangan, dengan cara memposisikan kaca sebagai atap atau plafon. Biasanya, kanopi kaca diterapkan pada garasi mobil, void rumah, dan atap kaca.

kanopi

Curtain Wall

Curtain wall adalah pemasangan kaca untuk facade (muka) bangunan. Pemakaian kaca pada wajah bangunan contohnya adalah untuk memajang isi dalam bangunan, seperti pada showroom dan dealer mobil. Selain murah dari segi biaya, penggunaan curtain wall juga membuat bangunan terlihat mengikuti trend kekinian dan menjadi ikonik.

curtain wall

Demikian sekilas sejarah asal usul tentang kaca base on opini kami, awal mula adanya, material yang terkandung,  material tambahan, jenis kaca dan penggunaan nya dalam kehidupan sehari – hari.